SEJRAH UNIVERSITAS NAHDLATU ULAMA SURABAYA UNUSA didirikan oleh Yayasan Rumah Sakit Islam Surabaya (YARSIS). Embrio berdirinya berawal sejak tahun 1979, yakni berupa berdirinya Sekolah Perawat Kesehatan (SPK) YARSIS. Kemudian dalam perjalannannya berdiri pula Akademi Keperawatan YARSIS (tahun 1985), sedangkan SPK berubah menjadi Akademi Kebidanan YARSIS (tahun 1997). Tidak berhenti sampai disitu, pada tahun 2006, 2 institusi tersebut (AKPER-AKBID) YARSIS melakukan penyatuan institusi dan konversi menjadi STIKES YARSIS sampai dengan saat ini dengan penambahan Prodi S1 Keperawatan dan Program Profesi Ners. STIKES YARSIS yang ada di Surabaya ini dengan bekal pengalaman lebih dari 33 tahun dalam mengelola institusi pendidikan dan dorongan dari Muslimat NU, PC NU Surabaya, PW NU dan PB NU, maka sejak tahun 2012 mulai diajukan proses legalitas peralihan bentuk institusi ke DIKTI menjadi Universitas. Sebuah lompatan besar namun terarah dari proses yang panjang tersebut, akhirnya pada tah...
Kesempatan sertifikasi mahasiswa Surabaya – Mahasiswa yang sudah menyelesaikan jenjang pendidikannya harus mempunyai kompetensi dan bukti kompetensi untuk bisa memiliki daya saing. Kompetensi menjadi hal penting jika ingin masuk ke pasar dunia kerja saat ini. Karena itulah ada lembaga sertifikasi untuk mensertifikasi kompetensi sebuah profesi. “Ketika di dunia kerja tidak hanya ditanya lulusan apa tetapi bisanya apa? Nah pertanyaan bisa apa ini merujuk pada kompetensi yang dimiliki (mahasiswa). Sehingga Unusa menyiapkan Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP),” ujar Ketua Lembaga Sertifikasi Profesi Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya (LSP Unusa) Ir Sukemi. Website : UNUSA Instagram : UNUSA Facebook : UNUSA Link : Teman
Tantangan dan peluang mahasiswa dalam revolusi industri 4.0 dan society 5.0 Revolusi Industri 4.0 dan Society 5.0 memiliki perbedaan dalam fokusnya.Revolusi Industri 4.0 menggunakan kecerdasan buatan sebagai komponenkunci dari perubahan di masa depan, sedangkan Society 5.0 juga menggunakanteknologi terkini, namun mengandalkan manusia sebagai pusat pengendalian. Nama lain dari kecerdasan buatan adalah Artificial Intelligence. Dan Artificial Intelligence adalah kecerdasan buatan, bukan kecerdasan sesungguhnya. Penggunaan AI ( Artificial Intelligence) berlebihan, berarti meragukan kecerdasan kita. Pemateri : Ginanjar Rahmawan Website : UNUSA Instagram : UNUSA Facebook : UNUSA Link: Teman
Komentar
Posting Komentar